Nilai Integritas Kejujuran Dalam Ujian Nasional
Evaluasi
pembelajaran entah itu berupa ulangan harian, ulangan akhir semester (UAS), ulangan
tengah semester (UTS), maupun ujian sekolah maupun ujian nasional adalah
kegiatan yang berfungsi untuk mengetahui apakah siswa berhasil atau tuntas
dalam mempelajari materi yang telah diberikan oleh pendidik atau guru. Namun
pada kenyataannya, selama ini dalam setiap evaluasi yang menjadi penghargaan
atau uuran keberhasilan adalah nilai hasil ujian. Entah siswa mendapatkannya
dengan cara yang benar atau keliru. Bagaimanapun juga, seketat ketatnya guru
dalam mengawasi ujian, pasti ada siswa yang mencontek dengan berbagai cara yang
kini semakin kreatif. Hal ini mungkin
salah satunya karena kesadaran para pelajar kita bahwa kejujuran adalah hal terpenting
dalam evaluasi yang kemudian juga sangat penting untuk diterapkan dalam semua
aspek kehidupan.
Kejujuran
sering diabaikan atau tidak mendapat perhatian lebih dalam porsi penilaian.
Akibatnya siswa akan menjadikan nilai sebagai tolak ukur keberhasilannya.
Memang benar namun disini, para guru seharusnya juga memberikan reward
kepada siswa siapa saja yang berani jujur dalam setiap ulangan atau ujian. Agar
mereka juga dalam kehidupannya selalu melihat bahwa kejujuran adalah segalanya.
Sekolah-sekolah seharusnya dapat mengembalikan harkat dan martabat bangsa agar
menjadi bangsa yang berintegritas melalui para siswa ini. Demikian juga seperti
apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anis
Baswedan.
“Negeri
ini (Indonesia-red) adalah negeri dimana orang-orang membawa integritas yang
dapat berjalan dan dapat menularkan prinsip-prinsipnya pada lingkungan sekitar”
ungkap pak Anis Baswedan pada 22/12/15.
Kaitannya
dengan integritas kejujuran, Kemendikbud rencananya akan mengubah konsep Ujian
Nasional pada Tahun 2016 ini. Kemendikbud berencana ingin menambahkan nilai
indeks integritas. Hal ini bertujuan agar terbentuk karakter generasi muda masa
depan yang jujur.
“Mulai
sekarang kami (Kementerian Pendidikan) akan mengumumkan nilai indeks integritas
kejujuran, untuk mendorong sekolah berintegras sebagai suplier atau penyedia generasi
muda”, tutur Anis Baswedan.
Mendikbud
Anis Baswedan juga berharap agar para sarjana dan masyarakat dapat menilik lagi
bahwa tuntutan untuk dapat meningkatkan integritas bukan berasal dari
pemerintah saja, namun dari seluruh komponen masyarakat baik guru, orangtua,
keluarga dan lainnya,. “Kami ingin sampaikan pesan juga kepada Indonesia, bahwa
sekolah adalah aktor utamanya, pemerintah sebagai penyedia panggung saja,
karena yang menjalankan ujian dengan integritas tersebut adalah para kepala
sekolah” jelas Mendikbud Anis Baswedan.
Beliau
menambahkan bahwa kepala sekolah juga harus dapat menunjukkan kepada masyarakat
sekitar, bahwa sekolah-sekolah mereka mempunyai semangat untuk menjadi zona berintegritas
dan menjadi zona bebas korupsi. Harus belajar untuk membedakan mana yang milik
saya dan mana yang bukan milik saya.
“Tugas
sekolah diantaranya adalah untuk memberantas suplai koruptor, agar masa depan
tidak ada lagi koruptor yang disuplai dari sekolah” jelas Pak Anis Baswedan.
Demikianlah
info terkait nilai integritas kejujuran dalam Ujian Nasional. Semoga dengan ini
kita menjadi lebih bersemangat dalam menyuarakan kejujuran. Namun jangan pernah
lupa, bahwa kejujuran bermula dari diri sendiri. Kita berharap kejujuran pada
oranglain namun kita juga harus berkomitmen terhadap diri sendiri. Termasuk
juga dari pihak pemerintah. Semoga dengan ini negeri kita semakin menjadi
negeri yang baik. Salam guru!
Posting Komentar untuk "Nilai Integritas Kejujuran Dalam Ujian Nasional"